Long Life Education in Islam
PENDIDIKAN ISLAM SEPANJANG HAYAT
1. Pendidikan ( tarbiyah ) dalam Islam
Islam sebagai agama yang paling
sempurna dipersiapkan untuk menjadi pedoman hidup sepanjang zaman. Islam tidak
hanya mengatur cara mendapatkan kebahagiaan hidup di akhirat, ibadah dan
penyerahan diri kepada Allah saja, melainkan juga mengatur cara mendapatkan
kebahagiaan hidup di dunia termasuk di dalamnya mengatur masalah pendidikan
(tarbiyah).
Tarbiyah adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Sumber untuk
mengatur kehidupan dunia dan akhirat adalah Al Qur’an dan al Sunnah.
Al Qur’an sebagaimana telah
dibuktikan oleh para peneliti ternyata menaruh perhatian yang besar terhadap
masalah pendidikan dan pengajaran. Demikian pula dengan al Hadist, sebagai
sumber ajaran Islam, diakui memberikan perhatian yang amat besar terhadap
masalah pendidikan. Nabi Muhammad SAW, telah mencanangkan program pendidikan
seumur hidup (long life education ). Islam sebagai agama yang ajaran-ajarannya
bersumber pada al- Qur’an dan al Hadist sejak awal telah menancapkan revolusi
di bidang pendidikan dan pengajaran. Dasar pelaksanaan tarbiyah Islam terutama
adalah al Qur’an dan al Hadist sesuai firman Allah :
“Dan demikian kami wahyukan kepadamu
wahyu (al Qur’an) dengan perintah kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui
apakah iman itu, tetapi kami menjadikan al Qur’an itu cahaya yang kami
kehendaki diantara hamba-hamba kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi
petunjuk kepada jalan yang benar ( QS. Asy-Syura : 52 )”
Hadist Nabi Muhammad SAW :
“Sesungguhnya orang mu’min yang
paling dicintai oleh Allah ialah orang yang senantiasa tegak taat kepada-Nya
dan memberikan nasihat kepada hamba-Nya, sempurna akal pikirannya, serta
mengamalkan ajaran-Nya selama hayatnya, maka beruntung dan memperoleh
kemenangan ia.” (al Ghazali, Ihya Ulumuddin hal. 90)”
Dari ayat dan hadis di atas tadi dapat diambil
kesimpulan :
- Al Qur’an diturunkan kepada umat manusia untuk
memberi petunjuk kearah jalan hidup yang lurus dalam arti memberi
bimbingan dan petunjuk kearah jalan yang diridhoi Allah SWT.
- Menurut Hadist Nabi, bahwa diantara sifat orang
mukmin ialah saling menasihati untuk mengamalkan ajaran Allah, yang dapat
diformulasikan sebagai usaha atau dalam bentuk pendidikan Islam.
- Al Qur’an dan Hadist tersebut menerangkan bahwa
nabi adalah benar-benar pemberi petunjuk kepada jalan yang lurus, sehingga
beliau memerintahkan kepada umatnya agar saling memberi petunjuk,
memberikan bimbingan, penyuluhan, dan pendidikan Islam. Bagi umat Islam
maka dasar agama Islam merupakan fondasi utama keharusan berlangsungnya
pendidikan. Karena ajaran Islam bersifat universal yang kandungannya sudah
tercakup seluruh aspek kehidupan ini.
2. Ilmu Pendidikan
Islam
Ilmu pendidikan yang berdasarkan
islam. Kata
ilmu berasal dari bahasa arab ‘ilm yang berarti pengetahuan. Dari segi bahasa
ilmu berarti jelas, baik dalam arti proses pencapaiannya maupun objeknya. Ilmu adalah
pengetahuan yang sudah diklarifikasi, diorganisasi, disistematisasi, dan
diinpretasi yang menghasilkan kebenaran objektif, sudah diuji kebenarannya dan
dapat diuji ulang secara ilmiah. Islam sangat mementingkan masalah
tarbiyah. Pertama kali Allah menurunkan wahyu yaitu tentang perintah untuk
membaca. Dalam QS.
al-Alaq (96) : 1-5:
(3)اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ (2)خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (1)اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي
خَلَقَ
(5)الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ مَا عَلَّمَ (4)الَّذِي
عَلَّمَ بِالْقَلَمِ
Artinya: “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang
menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan
Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar manusia dengan perantara kalam. Dia
mengajarkan pada manusia apa yang tidak diketahuinya.”
Kata bacalah pada ayat tersebut
berasal dari lafal “iqro” yang juga bisa berarti bacalah, telitilah, dalamilah,
ketahuilah tanda-tanda sesuatu, baik tertulis maupun tidak. Perintah ini
ditujukan pada Rasulullah ketika pengangkatannya menjadi seorang rasul. Hal ini
berarti bahwa yang diperintahkan membaca adalah semua umat manusia. Syaikh Ibnu Ruslan dalam hal ini menyatakan:
“Siapa saja yang beramal (melaksanakan amal ibadat) tanpa ilmu, maka segala
amalnya akan ditolak, yakni tidak diterima”. Dari Anas bin Malik berkata
: Rasulullah saw. bersabda : Barang
siapa yang keluar untuk mencari ilmu, maka yang bersangkutan berada di jalan
Allah sampai ia kembali dari kegiatan menuntut ilmu. (HR. Turmuziy)
Belajar adalah cara untuk mendapatkan ilmu.
Seperti sabda Nabi: "Sesungguhnya
ilmu itu hanya diperoleh dengan belajar."
3. Sejarah
Pendidikan Islam
Sejarah pendidikan islam pada
hakikatnya tidak terlepas dari sejarah islam. Menurut Prof. Dr. Harun Nasution
secara garis membagi sejarah islam ke dalam tiga periode yaitu :
1. Periode klasik
2. Pertengahan
3. Modern.
Dalam buku Dra. Zuhairini dijelaskan
bahwa periode-periode tersebut dibagi menjadi lima masa, yaitu:
- Masa hidupnya Nabi Muhammad SAW (571-632 M)
- Masa Khalifaur Rasyidin di Madinah ( 632-661 M)
- Masa kekuasaan Umawiyah di Damsyik (661-750 M)
- Masa kekuasaan Abbasiyah di Baghdad ( 750-1250)
- Masa dari jatuhnya kekuasaan Khalifah di Bagdad
tahun 1250 M s/d sekarang.
Sedangkan menurut R.S. Peters dalam
bukunya The Philosophy of Education menegaskan bahwa pada hakekatnya
pendidikan tidak mengenal akhir, karena kualitas kehidupan manusia terus
meningkat. Apabila kita memperhatikan isi Al-Quran dan Al-Hadist, maka
terdapatlah beberapa suruhan yang mewajibkan bagi setiap muslim baik laki-laki
maupun perempuan untuk menuntut ilmu agar mereka tergolong menjadi umat yang
cerdas, jauh dari kabut kejahilan dan kebodohan.
Perintah kewajiban menuntut ilmu terdapat
dalam hadist Nabi Muhammad SAW: “Menuntut ilmu adalah fardhu bagi tiap-tiap
muslim, baik laki-laki maupun
perempuan”. (HR. Ibn Abdulbari)
perempuan”. (HR. Ibn Abdulbari)
Dari hadist ini diperoleh pengertian, bahwa Islam
mewajibkan pemeluknya agar menjadi orang yang berilmu, berpengetahuan,
mengetahui segala permasalahan dan jalan kemanfaatan, menyelami hakikat alam,
dapat meninjau dan menganalisa segala pengalaman yang didapati oleh umat yang
lalu, baik yang berhubungan dangan ‘aqaid dan ibadat, baik yang berhubungan
dengan soal-soal keduniaan dan segala kebutuhan hidup.
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Barang siapa menginginkan soal-soal yang
berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmunya dan barang siapa yang ingin
(selamat dan berbahagia) diakhirat wajiblah ia mengetahui ilmunya pula dan
barang siapa yang meginginkan kedua-duanya wajiblah ia memiliki ilmu kedua
duanya pula” (HR. Bukhari dan Muslim).
Menurut Al-Qur’an, semua pengetahuan dating dari Allah
SWT. Konferensi Internasional tentang Pendidikan Islam tahun 1980 membuat
rekomendasi sebagai berikut:
“Semua pengetahuan datang dari
Allah. Sebagian diwahyukan kepada orang yang dipilihnya, sebagian lain
deperoleh manusia dengan menggunakan indera, akal, dan hatinya. Pengetahuan
diwahyukan mempunyai kebenaran absolute sedangkan pengetahuan yang diperoleh,
kebenarannya tidak mutlak.” (King Abdul Aziz University).
Dalam kenyataan sejarah, kedua macam pengetahuan ini
selalu dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan islam. Ibn Khaldun menyebutkan
dengan istilah “pengetahuan naqliyah” (diwahyukan) dan “pengetahuan aqliyah
(dipikirkan).
Pengklasifikasian
pendidikan dan pengetahuan secara lengkap dapat dilihat sebagai berikut :
- Kelompok
1 (Perrenial)
o
Al-Qur’an
a. Qira’ah,
hafalan (hifz), tafsir
b.
Sunah
c.
Sirah (tarikh) nabi Muhammad SAW, para sahabat, dan pengikut
d.
Tauhid
e.
Ushul-fiqh dan fiqh
f.
Bahasa Al-Qur’an (fonologi, sintaksis, semantic)
o
Pengetahuan Pembantu
a.
Metafisika Islam
b.
Perbandingan agama
c.
Kebudayaan Islam
- Kelompok
2 (Acquired)
1.
Pengetahuan Imajinatif (arts)
a.
Arsitektur islam
b.
Bahasa – bahasa
2.
Pengetahuan Intelektual
a.
Pengetahuan social
b.
Pengetahuan kealaman
Dilihat dari segi ibadah, menuntut
ilmu itu sangat tinggi nilai dan pahalanya, sebagaimana sabda Nabi Muhammad
SAW: “Sungguh sekiranya engkau melangkahkan kakinya di waktu pagi (maupun
petang), kemudian mempelajari satu ayat dari Kitab Allah (Al-Quran), maka
pahalanya lebih baik daripada ibadat satu tahun”.
Menuntut ilmu sendiri sangat tinggi
nilainya dilihat dari segi
ibadah dikarenakan amal ibadah yang tidak dilandasi dengan ilmu yang
berhubungan dengan itu, akan sia-sialah amalnya. Menurut Syaikh Ibnu Ruslan : “Siapa saja yang beramal (melaksanakan amal ibadat) tanpa ilmu, maka segala amalnya akan ditolak, yakni tidak diterima”.
ibadah dikarenakan amal ibadah yang tidak dilandasi dengan ilmu yang
berhubungan dengan itu, akan sia-sialah amalnya. Menurut Syaikh Ibnu Ruslan : “Siapa saja yang beramal (melaksanakan amal ibadat) tanpa ilmu, maka segala amalnya akan ditolak, yakni tidak diterima”.
Nabi diutus ke dunia ini pun dengan
tugas mengajar, sebagaimana sabdanya: “Aku diutus ini, untuk menjadi pengajar” (HR.
Baihaqi).
Mengingat pentingnya penyebaran ilmu pengetahuan
kepada manusia agar mereka tidak dalam kebodohan dan kegelapan, maka diperlukan
kesadaran bagi para mualim, guru dan ulama, untuk beringan tangan menuntun
mereka menuju kebahagian dunia dan akhirat. Bagi para guru dan ulama yang suka
menyembunyikan ilmunya, mendapat ancaman, sebagaimana sabda Nabi: “Barang siapa
ditanya tentang sesuatu ilmu, kemudian menyembunyikan (tidak mau memberikan
jawabannya), maka Allah akan mengekangkan (mulutnya), kelak dihari kiamat
dengan kekangan ( kendali) dari api neraka”(HR Ahmad).
Sistem pendidikan Islam tidak lepas
dari sistem pendidikan yang pernah dipraktekkan oleh Rasulullah saw. Dalam
mengemban misi kerasulannya di muka bumi ini. Hal ini dijelaskan dalam
Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 151:
“Sebagaimana (Kami Telah menyempurnakan nikmat kami
kepadamu) kami Telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan
ayat-ayat kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al
Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.”
Berdasarkan ayat tersebut, ada empat pendekatan yang
digunakan nabi Muhammad SAW dalam mengemban misi sebagai pembawa risalah dimuka
bumi ini dalam rangka mengembangkan dan menyiarkan Islam, yaitu:
- Pendekatan tilawah
- Takziyah
- Ta’lim
- Al-kitab
- Ta’lim al hikmah
SUMBER:
Blog Archive » LONG LIVE EDUCATION IN ISLAM.html
goldenjewel91.blogspot.com/2010/long-life-education-in-islam.html
TANGGAL DOWNLOAD:
10 Desember 2011, 20:19
13 Desember 2011, 9:59
Buy Merkur Classic Classic Eyeshadows & Revolvers - TITNIA
BalasHapusThe Merkur titanium muffler Classic Eyeshadows mens titanium earrings & Revolvers series is a stylish choice for any titanium white octane beginner looking for man titanium bracelet a reliable and gold titanium stylish alternative to the