Jumat, 22 Maret 2013

PERKEMBANGAN DINASTI ISLAM


Perkembangan ajaran, ilmu pengetahuan dan kebudayaan Islam di dunia serta kemajuan dannn kemundurannya umumnya tergantung dari pemimpin atau penguasa Islam dalam menyikapi problematika negerinya. Ada pemimpin Islam yang berfikiran cerdas terhadap ilmu pengetahuan sehingga negerinya memperoleh kemajuan pesat, tetapi disamping itu, ada pula pemimpin Islam yang senantiasa bertikai, bermusuhan sehingga berakibat menyengsarakan rakyatnya dan pada gilirannya terjadi kemunduran.

PERKEMBANGAN AGAMA, POLITIK DAN EKONOMI
Sesudah berakhirnya periode klasik Islam 650-1250 M dan kaum muslim memasuki masa kemundruran akan tetapi justru Eropa bangkit dari keterbelakangan politik, ilmu pengetahuan, dan teknologinya. Bahkan, kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi itulah yang mendukung keberhasilan politik Eropa. Kemajuan Eropa tersebut sesungguhnya tidak bisa dipisahkan dari perkembangan Islam di Spanyol karena dari Islam Spanyol, Eropa banyak menimba ilmu.

1. Dinasti Islam di Spanyol
Pada zaman khalifah Al Walid 705-715 M, salah seorang khalifah dari bani Umayyah yang berpusat di Damaskus, telah sukses memperkenalkan Islam di Spanyol, bahkan pengaruhnya telah menguasai Afrika Utara. Penguasaan sepenuhnya Afrika Utara itu  terjadi pada masa khalifah Abdul Malik 685-705 M yang mengangkat Hasan ibnu Nu’man Al Gassani menjadai Gubernur di daerah itu. Sejarah panjang perjalanan Islam di Spanyol itu dapat dibagi menjadi enam periode yaitu sebagai berikut:
a. Periode pertama 711-755 M, dimana Spanyol berada di bawah pemerintahan para wali yang diangkat oleh Khalifah Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Dalam periode pertama ini, Islam Spanyol belum memasuki kegiatan pembangunan di bidang peradaban dan kebudayaan.
b. Periode kedua 755-912 M, dimana Spanyol berada di bawah pemerintahan seorang yang bergelar Amir (panglima atau Gubernur), tetapi tidak tunduk kepada pusat pemerintahan Islam, yang ketika itu dipegang oleh khalifah Abbasiyah di Bagdad. Adapun Amir pertama adalah Abdurrahman I yang memasuki Spanyol tahun 138H / 755M dan diberi gelar Ad Dakhil, artinya yang masuk ke Spanyol.
c. Periode ketiga 912-1013 M, dimana berlangsung mulai dari pemerintahan  Abdurrahman III dan bergelar An Nasr sampai munculnya raja-raja kelompok yang dikenal dengan sebutan Muluk At Tawaif. Penguasanya disebut dengan gelar khalifah yang dipakai mulai tahun 929 M. Khalifah-khalifah besar pada periode ini ada tiga orang yaitu Abdurrahman An Nasir 951-961 M, Hakam II 961-976 M dan Hisyam II 976-1009 M. Pada periode ini, umat Islam Spanyol mencapai puncak kejayaan menyaingi daulat Abbasiyah di Bagdad dan ditandai dengan berdirinya Universitas Cordova.
d. Periode keempat 1013-1086 M, dimana Spanyol terpecah menjadi lebih dari tiga puluh negara kecil di bawah pemerintahan raja-raja atau Muluk At Tawaif, yang berpusat di suatu kota, seperti Seville, Cordova, Toledo dan yang terbesar di antaranya adalah Abbadiyah di Seville. Meskipun pada periode ini kehidupan politik tidak stabil, namun kehidupan intelektual terus berkembang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar